Wednesday, July 20, 2011

SensiTIViTy KeEPs DaNCing : MengaNyam CiTa2

SUbhanaLLaaah... si kakak baru nak terbang, si adeik dah melangit berangan? Hai Kak Long, naseib kau lah beradeikkan si Kak Ngah... Hnag baghu dok pikiaQ nak panjat Putrajaya jumpa owang2 JPA, si Kak Ngah dok ngumpui Rm dah nak melaraM d majLis KonVo hang kat LOn- DoN ? PeRRrrr daaa... Tapi bila UMMi pikiaQ2 baleik, duLu UMMi lah yg paling kuaT beghangan. Nak jd tu, nak jadi  niii Pastu nak tukaQ jadi tu lak. Kemudian meningkat jadi niii... Sudah2nya jadi CikGi? Hahahaha...

Yg angan2 jadi cita2 nyer, mmg tak lari langsung dari yg asei, hanya bab anak2! UMMi mmg beghangan giLer nakkan anak2 pandei QuRAn. Nak kalian makmurkan ghumah UMmi ngan kalimah2 suci ... setiap sudut. Setiap ruang. Mana pusing ada anak yg dok asyik ngajiiii...paling kanan, toleh kiri... Depa asyik maksyuQ tak sedaQkan UMMi dok peghatiii... Tu angan2 uMMi melangit tinggi. Jadi cita2 dan puas uMMi usaha. Laa niii, UMMi senyum 300 drjah... 60 lagi yg bawah2 nak kena toLong pesudahkan! Allahuakbar3!!!

Maknanya bab angan2 ni ada baeik, ada gak tak eLoknya. Hgpa, anak2 uMMi pikiaq la haghi2 bab ni. Nak beghangan2 saja kaa, nak teghuih anyam jadi cita2 dan gandakan usaha utk nak capai apa itu 'BERJaYA'... UMMi nak dok ateh buai, nengOk hangpa semua lak laaa melOncat besiLat cipta nama. Jgn dok megheLaa sudah laaa. Jgn mix WORK with PLEasuRe ! Jahanam sudahnyaaa. BiaQ sikit dapat, tapi betui jalannya. Jgn semua peluh menitik, jgn letak haghga! Huih! Tu dah jadi kepaLa RM dah tuuu... Tak berbau oahaLa lah sudahnyaaa... BeLajaQ2 laa sedekaH samaa buat habuan menimba di sana... teLaga KAutHar kan dan ada. Wat apa nak kumpui RM tinggi mmbukit masa kat dunia. tapi kalau dah menggunung...a-haaa ... jadikan sebahagian besaQnya sedeKah jariah . Majukan pondok2 pengajian Al-Quran. BiaQ selesa bebudak menghapei isi Al Quran. Bilik ayiaQ eLog... Tempat tidOQ moLek... Dewan makan canggih ! Siap kemudahan ICt... hapei mein tengok skrin jeeeR... Maknanyaaa...tak salah kita oghang ISlam Kaya tapi bukan melonggokkan kekayaan. Lambat masuk syurga nantiii... heee...Bertahun2 laaa bersoaL jawab!

Maryam nak konVO. Pastu Kak Ngah. Kemudian Kak Long. Uder lak berikutnya... Mariah tak mau ngalah! ALlahuakbar3!!!... Nikmat mana yg mahu uMMi dustakan lagiii? Kalian dah padatkan HATi UMMi ngan keyukuran yg tidak terhingga... Alamat UMMi tak lekat kat umah laaa sudahnyaaa. Sapa nak jumpa, nak kna caLL sentiasa. Cam YB gak laaa... SiBuk 24jam. YB ngan ank2 buahnya yg ghamei. UMMi ngan anak2 sendighi yg masing2 nak hadiahkan kejayaan demi kejayaan utk nak bahagiakan HATI UMMi. UMMi yg soghang niii, terpele'Ot kat tgh2.... semput ikut jaduaL menghadiri majlis2 eksLusif yg tak terGAMBarkan kegembiraan... AlhamduLiLLaaah.....Dlm susah KAU janjikan senaNG. Dlm senang pown, KAU rezkikan susah. Semuanya guna utk aku sentiasa basahkan HATI dgn puji2an dan panjatkan harapan hanya utk MU sja....Ya GHaffaRR...

Maka anagan2 uMMi memanjat langi lagi. kali ni melangkaui lapisan kedua, ketiga dan selanjutnya. Nun di awan BIRU mengelamun. UMMi bersandar dlm kapalterbang... Mu'tah JORdaN > YarMukh? > LonDoN > MoroCCoOOo... Patah balik Malaysia > InsANIaH > UiTM Shah ALam... Huih! banyak pakaian baru yang uMMi nak kna siapkan tuuu. Sapa yg nak suppLy LabuCi haaa? SponsOr lah sikit! Kak Ngah kan dah loaded! kak Long?... ALaaaa... Tak nak laa kopak2 poket uMMi lagiii... PaKat2 spOnsOr laaa. Sorang bagi Baju. Sorang suPPort tambang kenderaan. Seorang lagi hadiahkan kasut. Hak lein2... Beg tangan? Haaaa... AbduL Rahman leih kowt bagi pocket ManeY lebeih2 sikit. UMMi nak shop tiLL droP! haaaa...

Nasib komer2 laaa dapat UMMi sbg UMMi hgpaaa. Pakar segala pakar ngoPak poket! Hahahaha.. Kak Ngaaah! Kita gang kan? You pilih MaLL mana kita nak pi. Pastu kita RONDA2 membeLi n BeLaaaaaH... Fuh! Cantik kan angan2 uMMi. Last sekali > SyoRuuu ! Kak Ngah pilihkan Restaurant yg ekslusive sikit tau... UMMI nak Western Food! hahahaha... Siaplah hangpaaa... 2012 mmg banyak hgpa nak kena sdiaaaa...

 Yes ! Itu citer 2012... Utk sementara waktu yg berbaki ini, UMMi sajikan yg terBAeik lagi utk kita tatap, suap, kunyah dan telan bersama. BacaLah apa yg UMMi sisipkan di bawah inii... kelak kita akn lebih erat berkasih saynag dan sentiasa mnsyukuri nikmat anugerahNYA... Allahuakbar3!!!...

Monday, July 11, 2011

Bagaimana Mungkin? Lidahku kelu, tidak bisa lagi berdoa

Tuhanku, aku adalah hamba yang faqir kepada-Mu. Jika aku faqir dalam kekayaanku, bagaimanakah aku faqir dan kefaqiranku ? Karena kefaqiran itulah, di sepertiga malam terakhir ini aku bersimpuh di pintu-Mu, untuk berdoa kepada-Mu


Ya Allah, seorang shalih memberikan pesanan bahwa salah satu adab doa adalah dengan mendahuluinya dengan puji-pujian dan syukur kepada-Mu.
Tapi Tuhanku, bagaimanakah aku bersyukur kepada-Mu, sedangkan tak ada syukurku yang cukup layak untuk dipanjatkan kepada-Mu. Hinanya syukurku tak sebanding dengan kemuliaan Dzat-Mu.
Tuhanku, bagaimanakah aku memuji limpahan rahmat-Mu dengan pantas, sedangkan limpahan rahmat-Mu padaku tak mampu kuhitung. Sungguh hanya Engkau saja yang pantas memuji-Mu.
Tuhanku, ridha-Mu sama sekali tidak bergantung pada sebab dari-Mu, lalu bagaimana mungkin ridha-Mu bergantung pada sebab dariku ? Engkau maha cukup dengan zat-Mu hingga tak memerlukan manfaat dari-Mu. Maka, bagaimanakah mungkin engkau mememerlukan sesuatu dariku ? Engkau sama sekali tidak memerlukankan syukurku.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk bersyukur kepada-Mu. Biarlah aku bersyukur kepada-Mu tanpa suara. Sehingga hanya Engkau yang mengetahui syukurku pada-Mu.


Ya Allah, seorang shalih lain memberikan pesanan bahwa salah satu adab doa adalah dengan mendahuluinya dengan berzikir (mengingat) kepada-Mu.


Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimanakah aku mengingat-Mu, sedangkan Engkau telah mengingatku sebelum aku mengingat-Mu. (dengan memberi ilham agar aku mengingat dan berdzikir kepada-Mu)
Tuhanku, bagaimanakah aku menganggap-Mu ghaib sehingga melalaikan-Mu, sementara Engkaulah pengawas yang Maha Hadir.
Tuhanku, bagaimanakah aku tidak melihat dan mengingat Engkau karena hijab, sementara Engkaulah yang Maha Tampak pada segala sesuatu.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk mengingat-Mu. Maka biarlahkanlah aku mengingat-Mu dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.


Seorang shaleh mengatakan bahwa aku boleh meminta hajatku kepada Tuhanku.


Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimanakah aku meminta, sedangkan Engkau telah memberi sebelum ku minta.
Tuhanku, bagaimanakah aku meminta kepada-Mu, sedangkan hak-Mu lah memberi kepadaku.
Tuhanku, bagaimana mungkin Kau biarkan aku mengurus rezeki diriku sendiri, sementara Engkau lah yang menjamin rezekiku.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku memutuskan harapan akan pengabulan hajatku pada-Mu, sementara harapan itu telah sampai dan kembali pada-Mu, bahkan sebelum aku mengucapkannya.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku berharap kepada selain-Mu, sementara Engkau tidak pernah berhenti melimpahkan kebaikan kepadaku.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk meminta hajat. Maka biarlahkanlah aku meminta hajat kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan malaikat-Mu yang mengetahui.


Seorang shaleh mengatakan bahwa aku boleh mengadukan masalah atau berkeluh kesah apapun kepada Tuhanku.


Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimana mungkin aku mengadukan nasib dan keadaanku  kepada-Mu, sedangkan Engkau lebih mengetahuinya keadanku, dari pada aku sendiri.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku mengadukan kezaliman yang dilakukan orang-orang padaku, sementara Engkau-lah penolongku. Kau izinkan kezaliman itu terjadi sebagai bakal pahala atas kesabaranku menanggungnya, dan kau jadikan kezaliman itu sebagai bakal siksa atas orang-orang yang melakukan kedzaliman terhadapku.
Tuhanku, bagaimana kah kemalanganku tidak menjadi baik, sementara ia berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu
Tuhanku, bagaimanakah aku dapat kecewa, sedangkan Engkau-lah yang mengasihiku,  memperlakukanku, dan menjadi harapanku.
Tuhanku, bagaimanakah aku akan menjadi hina, sementara kemulian-Mu yang menjadi sandaranku.
Tuhanku,  bagaimanakah keadaanku tidak menjadi baik, sementara keadaanku berasal dari-Mu, dan akan kembali kepada-Mu.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk mengadu. Maka biarlahkanlah aku mengadu kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan nabi-Mu yang mengetahui.


Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta ampun kepada Tuhanku atas dosa-dosaku.


Tuhanku, harapanku kepada-Mu tidak akan pernah putus meskipun aku berbuat maksiat kepada-Mu. Dan kecemasanku tidak akan pernah sirna meskipun aku melakukan ketaatan kepada-Mu.
Tuhanku, ketika dosa-dosa membuatku bisu, kemurahan-Mu membuatku kembali berbicara. Setiapkali peringai burukku membuatku putus-asa, karunia-Mu kembali membuatku berharap.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk bertaubat. Maka biarlahkanlah aku bertaubat kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan rasul-Mu yang mengetahui.


Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta kepada Tuhanku agar berhasil usahaku dan amalku.


Tuhanku, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkau yang menentukan. Tapi, bagaimana aku tidak bertekad, sementara Engkau yang memberi perintah.
Tuhanku, betapa harapan kepada amalku telah Kau hancurkan dengan keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu itu membebaskanku darinya (harapan kepada amal).
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk meminta. Maka biarlahkanlah aku meminta kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.


Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta kepada Tuhanku agar diberikan pahala yang besar atas amal sedekahku.


Tuhanku, bagaimanakah aku akan bersedekah, sementara rezekiku darimu (Engkau maha pemberi). Kau pinjam pemberian rezeki-Mu padaku tadi (berupa sedekah) untuk Kau bayar berlipat ganda.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk berharap. Maka biarlahkanlah aku berharap kepada-Mu tanpa kata-kata, dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.
Ya Allah, keputusanmu pasti berlaku dan tak mungkin tertolak. Semua itu membuat setiap lidah yang pandai bicara menjadi kelu dan bisu. Berharap bahwa aku tak punya keinginan lagi, selain keinginanMu. Karena, Tuhanku, adakah yang tersisa dari orang yang kehilangan-Mu, dan, adakah yang tersisa dari orang yang menemukan-Mu.


Wahai zat yang merasakan manisnya munajat kepada para kekasih-Nya sehingga mereka bersimpuh mesra di hadapan-Nya. Kebingungan ini sangat mengasyikkan, Maka tambahkan lagi kebingungan itu untukku…….

Tuesday, June 21, 2011


Kanak-kanak Genius di Zaman Kegemilangan Islam

Saiyidina Umar Al-Khattab sedang berjalan di satu lorong di tepi kota Madinah. Sekumpulan kanak-kanak sedang bermain, di antaranya ialah Abdullah bin Zubair. Apabila melihat Saiyidina Umar, kanak-kanak itu bertempiaran lari, kecuali Abdullah. Apabila Saiyidina Umar tiba di tempat itu, beliau pun bertanya, "Mengapa engkau tidak lari seperti anak-anak lain?"


Abdullah bin Zubair yang masih budak itu menjawab secara spontan, "Saya tidak melakukan apa-apa kesalahan. Mengapa saya mesti lari daripadamu? Jalan ini pun sesungguhnya tidak sempit sehingga saya terpaksa melapangkan ruang untuk Amirul Mukminin berjalan."


Satu ketika yang lain, iaitu semasa pemerintahan Bani Abasiyah Khalifah Al Makmum, khalifah ketika itu, memasuki kutubkhanah negara. Dia melihat ada seorang budak sedang membaca buku dan di celah cuping telinganya terselit sebatang pena.


Al Makmum bertanya, "Siapakah engkau ini?"


Budak itu menjawab, "Saya adalah tunas baru yang tumbuh dalam kerajaanmu yang sedang bersenang-lenang dengan keadilan pemerintahanmu dan saya bersedia untuk berkhidmat kepadamu. Nama saya Al Hasan bin Raja'."


Sewaktu awal pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, telah datang berbagai-bagai rombongan dari seluruh pelusuk negara untuk menyatakan taat setia kepadanya. Satu rombongan dari Hijjaz tiba, dan seorang kanak-kanak yang baru berusia 11 tahun tampil ke hadapan untuk bercakap.


Umar Abdul Aziz berkata, "Berundurlah engkau dahulu, biarlah orang yang lebih tua daripadamu bercakap."


Budak itu menjawab sopan dengan berani, "Semoga ALLAH kekalkan pemerintahan Amirul Mukminin! Sebenarnya manusia itu dinilai dengan dua yang paling kecil pada dirinya, iaitu hari dan lidahnya. Jika ALLAH mengurniakan padanya lidah yang petah, hati yang kuat ingatan, maka sudah tentulah dia yang berhak bercakap.


Wahai Amirul Mukminin, sekiranya semua perkara diukur dengan umur, nescaya di kalangan umat ini ada orang yang lebih berhak daripadamu untuk memegang jawatan khalifah."


Umar Ibnu Aziz sangat terharu dengan jawapan anak kecil itu. Demikianlah tiga contoh bagaimana tangkas, bijak dan beraninya anak-anak genius di zaman kegemilangan Islam.


Manusia genius mempunyai pengaruh yang besar dalam masyarakat. Fikirannya mampu mengubah dunia. Nabi Muhammad, seorang genius, telah berjaya mengubah bangsa Arab menjadi satu bangsa yang gagah, berakhlak dan bertamaddun hanya dalam jangka masa 23 tahun sahaja. Tempoh itu sangat pendek, sehingga seorang professor di Universiti Vienna, Dr. Chevrel berkata, "Belum tentu Eropah dapat mencapai apa yang dibuat oleh Nabi Muhammad walaupun terpaksa mengambil masa selama 2,000 tahun."


Inilah kekuatan yang ada pada manusia genius. Dunia tidak dapat diubah oleh tenaga ribuan manusia, tetapi dapat diubah oleh fikiran seorang daripadanya.

Thursday, June 16, 2011


Takabur - Memandang Pada Diri Sendiri

Tidakkah anda terfikir, bahawa Iblis - yang dilaknati Allah - itu memandang kepada dirinya, lalu berkata mengenai Adam: Aku lebih mulia daripadanya! Lantaran itu ia telah dilaknati Allah dan dihalauNya.


Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu, lalu Kami membentuk rupa kamu, kemudian Kami berfirman kepada malaikat-malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", lalu mereka sujud melainkan Iblis, ia tidaklah termasuk dalam golongan yang sujud.
Allah berfirman: "Apakah penghalangnya yang menyekatmu daripada sujud ketika Aku perintahmu?" Iblis menjawab: "Aku lebih baik daripada Adam, Engkau (wahai Tuhan) jadikan daku dari api sedang dia Engkau jadikan dari tanah."
Allah berfirman: "Turunlah engkau dari Syurga ini, kerana tidak patut engkau berlaku sombong di dalamnya; oleh sebab itu keluarlah, sesungguhnya engkau dari golongan yang hina" (Al-Baqarah: 11-13)


Demikian pula dgn Firaun, dia memandang kepada kerajaannya, lalu berkata: Bukankah aku ini raja yang memiliki negeri Mesir? Maka Allah telah menenggelamkannya.


Dan Firaun pula menyeru (dengan mengisytiharkan) kepada kaumnya, katanya: "Wahai kaumku! Bukankah kerajaan negeri Mesir ini - akulah yang menguasainya, dan sungai-sungai ini mengalir di bawah (istana) ku? Tidakkah kamu melihatnya? (Az-Zukhruf: 51)


Dan Qarun pula, memandang kepada harta kekayaannya, lalu berkata: Semua harta kekayaan ini, aku sendiri yang meraihnya dengan kepandaiku sendiri! Lalu Allah memerintahkan bumi supaya menelannya dengan segala harta kekayannya.


Qarun menjawab (dengan sombongnya): "Aku diberikan harta kekayaan ini hanyalah disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku" (Al-Qasas: 78)


Di ayat yang lain Allah menunjukkan sifat manusia yang takabur:


Maka apabila manusia disentuh oleh sesuatu bahaya, dia segera berdoa kepada Kami; kemudian apabila Kami memberikannya sesuatu nikmat (sebagai kurnia) dari Kami, berkatalah dia (dengan sombongnya): Aku diberikan nikmat ini hanyalah disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku. (Tidaklah benar apa yang dikatakannya itu) bahkan pemberian nikmat yang tersebut adalah ujian (adakah dia bersyukur atau sebaliknya), akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat itu). (Az-Zumar: 49)


Sebahagian ahli Tasawuf telah menceritakan, bahawa seorang anak muda menggantungkan tangannya pada kelambu Ka'abah, dia berkata:
"Tuhanku, tidak ada bagi Kau Tuhan yang lain, maka perlu didatangi. Tidak ada yang kuasa terhadap Engkau ada yang kuasa terhadap Engkau maka perlu diminta bantuannya. Jika aku taat kepada Engkau maka adalah dengan kurnia Engkau dan kepunyaan Engkau nikmat-nikmat yang dilimpahkan atasku. Jika aku durhaka kepada Engkau maka dengan keadilan Engkau dan milik Engkau alasan-alasan yang diberatkan ke atasku. Maka demi penetapan alasan Engkau yang dihadapkan ke atasku dan putus alasanku di sisi Engkau, tidak ada jalan lain selain Engkau ampunkan dosaku."


Itulah penghayatan yang dihayati oleh hamba Allah yang telah demikian kenal kepada Allah, bathinnya mengakui dan menghayati bahawa dia fakir dan miskin kepada Allah, meskipun dia kaya. Bathinnya mengakui dan menghayati bahawa dia sangat hina dan dina terhadap Allah, meskipun dia mempunyai kekuasaan dan kerajaan yang agung dan hebat di mata manusia. Sebab dia merasa megah dalam status kehambaan, lahir dan bathin, terhadap Allah s.w.t. Itulah yang dijaganya dan dipeliharanya. Dan itulah yang sentiasa menjadi pakaiannya lahir dan bathin. Sebab kekayaan lahiriah yang ia punyai, pangkat yang tinggi dan kekuasaan yang ada padanya, dia melihat dengan penghayatan bathin, bahawa semuanya itu tidak lebih dari sekadar pinjaman Allah s.w.t atasnya.


(Oleh kerana Allah menguasai segala-galanya, maka) Wahai umat manusia, kamulah yang sentiasa berhajat kepada Allah (dalam segala perkara), sedang Allah Dia lah sahaja Yang Maha Kaya, lagi Maha Terpuji. Jika Ia mahu, nescaya Ia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru. Dan (perlaksanaan) yang demikian itu tidaklah sukar bagi Allah. (Fathir: 15-17)


Wallauhu'alam.

Wednesday, June 8, 2011


24 jam Ibadah

Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah:


"Sebaik-baik ibadah itu adalah untuk keredhaan Allah dalam setiap masa, sesuai untuk waktu yang tertentu, iaitu boleh kita fahami di sini ialah:


Sebaik-baik ibadah ketika waktu jihad adalah jihad, sehingga walaupun meninggalkan bacaan wirid dan solat malam serta puasa sunnah siangnya. Dan sebaik-baik ibadah waktu kedatangan tetamu ialah melayan mereka dengan sebaiknya, sebagaimana yang disuruh  oleh Islam, begitu juga layanan kepada isteri dan keluarganya.


Dan sebaik-baik ibadah sewaktu medidik dan mengajar ialah menumpukan sepenuhnya pada pengajaran dan pendidikan. Dan sebaik-baik ibadah pada waktuAzan ialah menjawab bacaan Azan serta meninggalkan bacaan wirid ketika itu. Dan sebaik-baik ibadah pada waktu Solat Fardhu ialah bersungguh-sungguh melaksananya dengan sebaiknya dan khusyuk, dan mengerjakannya pada awal waktu.


Sebaik-baik ibadah pula waktu membaca Al Quran ialah memusatkan perhatian kepada memahaminya seolah-olah Allah Ta'ala berbicara kepadanya dan berazam melaksanakan suruhannya. Dan sebaik-baik ibadah waktu wuquf di Arafah ialah berusaha dengan memperbanyakkan doa, dan zikir dan bukan dengan puasa yang melemahkan tugas ini. Dan sebaik-baik ibadah pada 10 hari pertama Zulhijjah ialah memperbanyakkan ibadah terutama bertasbih, bertakbir dan bertahmid, dan ianya lebih afdhal dari berjihad yang bukan fardhu.


Sebaik-baik ibadah pula pada 10 malam terakhir Ramadhan ialah beriktikaf di masjid tanpa mencampuri hal urusan manusia, dan ianya lebih baik daripada mengajar pada pendapat sesetengan ulama. Dan sebaik-baik ibadah ketika saudaranya sakit atau meninggal ialah menziarahinya atau mengusung jenazahnya.


Maka sebaik-baik ibadah pada setiap waktu ialah menginginkan keredhaan Allah Ta'ala pada situasi waktu itu sendiri dan menjalankan kewajipan pada waktu itu. Sesungguhnya orang begini ialah golongan ahli ibadah yang bebas, dan bukan golongan ahli ibadah yang terkongkong dengan ibadah tertentu sahaja.


Maka golongan ahli ibadah yang bebas ini jika kita berada pada golongan ulama, kita akan melihatnya ada di sana. Jika kita melihat golongan ahli ibadah pula, kita akan melihatnya ada di sana, dan jika kita melihat golongan mujahid, dianya juga ada berada di sana bersama mereka. Jika kita melihat golongan ahli zikir, dia juga ada bersama mereka, dan jika kita melihat para dermawan, kita akan dapati dianya ada di sana. Maka manusia yang begini dinamakan ahli ibadah yang tidak terikat, iaitu yang tidak hanya ada pada golongan tertentu sahaja."


Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah:


"Sesiapa yang berbaik dengan orang lain, Allah akan berbaik dengannya, dan sesiapa yang bersifat rahmat kepada orang lain, Allah akan akan bersifat rahmat kepadanya, dan sesiapa yang memberi manfaat kepada orang lain, Allah akan memberi manfaat kepadanya, dan sesiapa menutup keaiban orang lain, Allah akan menutup keaibannya, dan sesiapa yang menegah kebaikan orang lain, Allah akan menegah kebaikan kepadanya, dan sesiapa yang bermuamalah kepada orang lain dengan sifat tertentu, Allah akan bermuamalah dengannya sama dengan sifat itu di dunia dan di akhirat. Maka Allah Ta'ala dengan hambanya berdasarkan kelakuan hambanya kepada makhluk yang lain."


Sumber:
Kitab Bagaimana Mendapat Pahala Hidup 7000 Tahun
Ustaz Haji Ahmad Haris Suhaimi

Saturday, June 4, 2011


Ketaqwaan Sayidina Umar Ibnu Aziz

1. Sebaik sahaja beliau diangkat menjadi khalifah, beliau pulang ke rumahnya dengan wajah cemas dan menemui isterinya lantas berkata: " Aku kini seperti memikul gunung. Segala beban umat sudah tertanggung ke atas aku. Aku sudah tiada masa lagi untuk bersama denganmu. Sekiranya kamu tidak sanggup demikian, nyatakanlah agar aku melepaskanmu secara baik. Andainya engkau ingin terus bersamaku, maka engkau adalah sebahagian dari diriku yang turut memikul beban umat."


Menurut pengakuan isteri beliau, semenjak hari itu hingga wafatnya, tidak pernah tidur bersama dengannya.


2. Khadam (pembantu) kepada Sayidina Umar Ibnu Abdul Aziz merasa hairan kerana di malam hari titisan air mata khalifah itu sering jatuh menimpanya yang tidur di pangkin bawah.


Apabila khadam itu bertanya kepada Sayidina Umar Ibnu Abdul Aziz beliau menjawab, "Amanah Allah SWT yang dikurniakan kepada diriku seperti anggota tubuh, anak isteri dan sedikit harta benda. Aku cemas kalau-kalau aku tidak dapat menjawabnya di hadapan Allah SWT. Betapalah kini aku sedang memikul beban dan tanggungjawab umat Muhammad, seluruh urusan umat ini Allah SWT akan tanya kepada aku satu persatu, bolehkah aku melelapkan mata, lantaran aku menanggung segala beban umat ini."


3. Sayidina Umar Ibnu Abdul Aziz setiap minggu akan duduk berkumpul bersama para ulama untuk mendengar nasihat dan tarbiyah terutamanya dari kalangan ulama sufi. Kerana ulama sufi sering sahaja bercerita mengenai kehidupan akhirat. Di sini juga memperlihatkan betapa di zaman beliau para ulama sangat jujur dan berperanan mendidik masyarakat termasuk kepada pemimpin.


Suatu hari seorang ulama sufi bercerita mengenai nasib tiap-tiap khalifah sebelumnya yang diperolehi melalui mimpi. Kata ulama tersebut: "Aku melihat dalam mimpi betapa Khalifah Abu Bakar melalui Siratal Mustaqim dan beliau melepasinya. Begitu juga aku melihat giliran Khalifah Umar r.a melalui Siratal Mustaqim dan beliau melepasinya dengan selamat. Diikuti pula oleh Khalifah Uthman dan beliau juga selamat. Khalifah Ali r.a juga aku lihat selamat melepasi Siratal Mustaqim."


Sambungnya lagi: "Selepas itu aku lihat tiba pula giliran tuan untuk melalui Siratal Mustaqim..."
Tiba-tiba saja Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz berkata, "Aku bagaimana yang engkau lihat?"
Ulama sufi itu dengan tenang bercerita, "Aku lihat tuan..."


Belum habis ulama sufi itu bercerita, tiba-tiba Sayidina Umar Ibnu Abdul Aziz menjerit, "Allahu Akbar" lalu beliau jatuh pengsan.
Beberapa ketika selepas itu beliau kembali membuka matanya dan bertanya, " Terus ceritakan apa yang kamu lihat mengenai aku."
Ulama sufi itu mengulangi lagi cerita mimpinya, "Apabila sampai giliran tuan, aku lihat..."
Sekali lagi Sayidina Umar Ibnu Abdul Aziz jatuh pengsan.


Setelah beliau kembali membuka mata dan bertanya mengenai nasib dirinya ketika melalui Siratal Mustaqim, ulama sufi itu tidak mengulangi ceritanya seperti sebelum ini. Sebaliknya ulama sufi itu menjawab dengan ringkas sahaja, "Tuan selamat."
Pages (79)12



No comments:

Post a Comment